AshefaNews – Anak yang tinggal di lingkungan broken home memiliki tekanan dan beban yang berbeda dibandingkan anak yang tinggal di keluarga yang utuh. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang dampak psikologis yang dialami oleh anak broken home dan bagaimana membantunya.
Apa itu Broken Home?
Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan keluarga yang terpisah atau bercerai. Penyebab dari keretakan rumah tangga bisa bermacam-macam, mulai dari perselisihan, masalah ekonomi, perselingkuhan, hingga masalah kesehatan.
Dampak Psikologis Anak Broken Home
Berikut adalah beberapa dampak psikologis yang dialami oleh anak broken home:
1. Kesepian
Anak yang tinggal di lingkungan broken home seringkali merasa kesepian karena tidak memiliki kedua orang tua yang selalu ada untuk mereka.
2. Perasaan Tak Aman
Anak yang tinggal di lingkungan broken home juga seringkali merasa tidak aman karena takut dengan situasi yang tidak stabil di rumah.
3. Kemarahan dan Frustasi
Anak broken home juga seringkali mengalami kemarahan dan frustasi karena merasa tidak adil dengan situasi yang dialami.
4. Masalah Kemampuan Sosial
Anak yang tinggal di lingkungan broken home juga seringkali mengalami masalah dalam hal kemampuan sosial, seperti sulit bergaul dengan teman atau merasa canggung dalam situasi sosial.
5. Kurang Percaya Diri
Anak broken home juga seringkali memiliki perasaan kurang percaya diri dan merasa tidak berharga.
6. Rasa Tidak Berharga
Anak broken home juga seringkali merasa tidak berharga karena merasa tidak dihargai oleh kedua orang tuanya.
7. Depresi
Anak broken home juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi karena tekanan dan beban yang dialami.
8. Konsekuensi Pada Masa Depan
Dampak psikologis yang dialami oleh anak broken home juga dapat mempengaruhi masa depan mereka, seperti masalah dalam menjalani hubungan interpersonal dan menemukan karier yang sesuai.
9. Masalah Konsentrasi dan Belajar
Anak broken home juga seringkali mengalami masalah dalam mengkonsentrasikan diri dan belajar, seperti sulit fokus dan memiliki rendahnya motivasi untuk belajar.
10. Konsekuensi Pada Perilaku Seksual
Anak broken home juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual yang tidak baik, seperti seks bebas atau menjadi korban kekerasan seksual.
Bagaimana Membantu Anak Broken Home
Berikut adalah beberapa cara untuk membantu anak broken home:
1. Mendukung dan Memberikan Keamanan
Orang tua atau pihak terdekat harus memberikan dukungan dan keamanan bagi anak broken home.
2. Mendengarkan dan Berbicara dengan Anak
Orang tua atau pihak terdekat juga harus mendengarkan dan berbicara dengan anak, untuk memahami perasaan dan kebutuhan mereka.
3. Menjaga Kontak dengan Kedua Orang Tua
Orang tua atau pihak terdekat juga harus membantu anak untuk menjaga kontak dengan kedua orang tuanya, agar anak merasa terhubung dengan keluarga mereka.
4. Membantu Anak untuk Mencari Bantuan Profesional
Jika diperlukan, orang tua atau pihak terdekat juga harus membantu anak untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau konselor.
Apakah Broken Home Mempengaruhi Mental Anak?
Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan keluarga yang terpisah atau bercerai. Penyebab dari keretakan rumah tangga bisa bermacam-macam, mulai dari perselisihan, masalah ekonomi, perselingkuhan, hingga masalah kesehatan. Dalam situasi ini, anak-anak seringkali menjadi korban dan merasa terpengaruh oleh kondisi ini. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apakah broken home mempengaruhi mental anak dan bagaimana membantu mereka.
Anak yang tinggal di lingkungan broken home memiliki tekanan dan beban yang berbeda dibandingkan anak yang tinggal di keluarga yang utuh. Mereka seringkali merasa kesepian karena tidak memiliki kedua orang tua yang selalu ada untuk mereka. Anak juga seringkali merasa tidak aman karena takut dengan situasi yang tidak stabil di rumah. Anak broken home juga seringkali mengalami kemarahan dan frustasi karena merasa tidak adil dengan situasi yang dialami.
Masalah kemampuan sosial juga seringkali dialami oleh anak broken home. Mereka seringkali sulit bergaul dengan teman atau merasa canggung dalam situasi sosial. Anak juga seringkali memiliki perasaan kurang percaya diri dan merasa tidak berharga. Rasa tidak berharga ini dapat memicu depresi pada anak.
Dampak psikologis yang dialami oleh anak broken home juga dapat mempengaruhi masa depan mereka, seperti masalah dalam menjalani hubungan interpersonal dan menemukan karier yang sesuai. Anak juga seringkali mengalami masalah dalam mengkonsentrasikan diri dan belajar, seperti sulit fokus dan memiliki rendahnya motivasi untuk belajar. Anak juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual yang tidak baik, seperti seks bebas atau menjadi korban kekerasan seksual.
Orang tua atau pihak terdekat harus memberikan dukungan dan keamanan bagi anak broken home. Mendengarkan dan berbicara dengan anak juga penting agar memahami perasaan dan kebutuhan mereka. Orang tua atau pihak terdekat juga harus membantu anak untuk menjaga kontak dengan kedua orang tuanya, agar anak merasa terhubung dengan keluarga mereka. Jika diperlukan, orang tua atau pihak terdekat juga harus membantu anak untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau konselor.
Menjadi bagian dari keluarga broken home bukanlah hal yang mudah bagi anak. Mereka harus mengatasi tekanan dan beban emosional yang berat. Namun, dengan dukungan dan bantuan yang tepat, anak dapat mengatasi masalah ini dan membangun masa depan yang lebih baik.
Apa yang Dibutuhkan Anak Broken Home?
Apa yang Dibutuhkan Anak Broken Home
Anak yang tinggal di lingkungan broken home memiliki tekanan dan beban emosional yang berbeda dibandingkan anak yang tinggal di keluarga yang utuh. Mereka harus mengatasi perasaan kesepian, tidak aman, kemarahan dan frustasi, masalah kemampuan sosial, kurang percaya diri, rasa tidak berharga, dan banyak masalah lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak broken home agar mereka dapat mengatasi masalah ini dan membangun masa depan yang lebih baik.
- Anak broken home membutuhkan dukungan dan keamanan dari orang tua atau pihak terdekat. Mereka harus merasa bahwa ada seseorang yang selalu ada untuk mereka dan memahami perasaan dan kebutuhan mereka. Ini akan membuat anak merasa lebih nyaman dan terlindungi.
- Anak broken home juga membutuhkan pendengaran dan perbincangan dari orang tua atau pihak terdekat. Mereka harus merasa bahwa mereka bisa berbicara dengan orang dewasa tentang perasaan dan masalah mereka tanpa takut dicap atau dicontohkan. Ini akan membantu anak untuk memproses perasaan mereka dan mengatasi masalah dengan cara yang baik.
- Anak broken home juga membutuhkan kontak dengan kedua orang tuanya. Mereka harus merasa terhubung dengan keluarga mereka dan bahwa mereka masih memiliki kedua orang tua yang mencintai mereka. Ini akan membuat anak merasa lebih stabil dan memiliki dasar yang kuat untuk membangun masa depan mereka.
- Anak broken home juga membutuhkan bantuan profesional jika diperlukan. Mereka mungkin membutuhkan bantuan dari psikolog atau konselor untuk memproses perasaan dan masalah mereka. Bantuan ini akan membantu anak untuk mengatasi masalah dengan cara yang baik dan membangun masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Anak yang tinggal di lingkungan broken home memiliki tekanan dan beban emosional yang berbeda dibandingkan anak yang tinggal di keluarga yang utuh. Mereka membutuhkan dukungan dan keamanan, pendengaran dan perbincangan, kontak dengan kedua orang tuanya, dan bantuan profesional jika diperlukan. Orang tua atau pihak terdekat harus membantu anak dengan cara yang tepat dan memberikan dukungan dan keamanan bagi mereka agar mereka dapat mengatasi masalah dan membangun masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan membantu anak-anak yang tinggal di lingkungan broken home.
(FR – FRETY)